Sabtu, Januari 10, 2009
Malware Paling Berbahaya Berasal dari Internet
INFEKSI malware (program jahat) bisa bersumber dari beragam media. Namun, produsen solusi sekuriti Trend Micro Inc menemukan, malware paling berbahaya pada 2008 berasal dari internet.
Karena itu, pengguna komputer disarankan mengaktifkan antivirus ketika menjelajahi internet. Trend Micro memaparkan, pengguna internet menghadapi risiko besar karena ancaman dari internet meningkat hampir 2.000% sejak 2005.
Para ahli sekuriti Trend Micro menemukan, lebih dari 50% dari 100 malware paling ganas pada 2008 datang dari internet dan menginfeksi komputer tanpa diketahui pengguna.
Infeksi tersebut terjadi ketika pengguna membuka situs-situs yang telah terinfeksi malware, entah disengaja pengelola situs ataupun tidak sengaja karena pengelola situs tidak tahu bahwa situs mereka telah ditanami penyebar program malware oleh penjahat.
Setelah internet, infeksi malware terbesar kedua (43%) datang dari malware yang sudah menghuni sistem. Malware yang bersembunyi dalam sistem itu menggandakan diri dan menyebar ke komputer lain, tanpa diketahui pengguna sistem yang telah terinfeksi. Jika sistem yang diserang memiliki pertahanan yang kuat, maka malware tersebut tidak akan bisa masuk.
Namun, jika sistem yang diserang ternyata memiliki pertahanan lemah, maka malware masuk dan selanjutnya terus menyebar ke sistem lain dalam jaringan.
Trend Micro melanjutkan, infeksi terbesar ketiga (12%) berasal dari attachment dalam e-mail. Attachment itu umumnya berasal dari spam (e-mail sampah) yang dikirimkan orang-orang tidak dikenal.
Karena itu, pengguna e-mail harus berhati-hati membuka attachment atau mengklik link yang dikirimkan orang lain melalui e-mail. Caranya, instal antivirus tangguh yang mampu memindai attachment dalam e-mail. Dengan begitu, malware dapat ditumpas sebelum pengguna mengunduhnya.
Jika sistem pengguna sudah terinfeksi, maka penanganan malware menjadi semakin rumit. Sebab, komputer yang terinfeksi dapat mengirimkan e-mail berisi malware ke semua orang dalam daftar kontak. Akibatnya, pemilik e-mail itu dapat dituduh sebagai penyebar malware, kendati sesungguhnya dia tidak tahu apa-apa.
Selain ketiga cara itu, malware juga bisa menginfeksi sistem dengan berbagai cara lain. Di antaranya melalui media penyimpan eksternal, file multimedia yang diunduh dari jaringan peer-to-peer, dan bahkan link yang dikopi dalam komunikasi instant messaging (IM).
Ada fakta menarik dari laporan terbaru Trend Micro ini. Masing-masing wilayah di dunia ini ternyata memiliki kecenderungan infeksi berbeda. Di Amerika Utara, infeksi lebih banyak terjadi melalui internet, saat korban membuka situs-situs yang berisi program jahat. Di Asia Pasifik, infeksi lebih banyak terjadi melalui media penyimpan eksternal yang sering berpindah-pindah dari satu komputer ke komputer lain.
Ini terjadi karena tingkat penggunaan internet di Asia Pasifik relatif lebih rendah daripada di Amerika Utara. Malware menyebar secara offline melalui media penyimpan eksternal karena malware tersebut dapat otomatis menginstal diri ke komputer korban segera setelah media penyimpan eksternal itu dihubungkan ke komputer.
Di Eropa, Timur Tengah, dan Afrika, menurut Trend Micro, infeksi lebih banyak menyebar dengan cara yang lain lagi, yakni Trojan. Dalam metode ini, malware menyamar atau disamarkan sebagai file tidak berbahaya. Misalnya file musik digital MP3. Pengguna yang tidak waspada tergoda mengunduh file tersebut. Segera setelah unduh selesai, malware langsung menginfeksi komputer korban.
Trojan umumnya berasal dari situs-situs hiburan dewasa dan situs-situs berbagi-file (file-sharing) atau situs-situs tempat berbagi content bajakan.
Di wilayah Amerika Latin, penyebaran infeksi terjadi secara lebih kompleks. Hampir seluruh metode infeksi sukses berjalan di Amerika Latin
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar